Senin, 28 Juni 2010

Apa itu sikap (sebuah definisi)




BL Padatu

Oxford Learner’s pocket Dictionary new edition memberi definisi sikap mengarah pada makna prilaku. Sikap (attitude) is way of thinking or behaving.(Oxford University press,2005).Menurut Bimo Walgito (2002:109) pengertian sikap dapat didefinisikan secara beragam sebanyak definisi para ahli. Beberapa diantaranya Thurstone, seperti dikutip Edwards,1957:2,
“An attitude as the degree of positive or negative affect associated with some psychological object.By psychological Thurstone means any symbol, phrase, slogal, person, institution, ideal, or idea, toward which people can differ with respect to positive or negative affect”.
Dari batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa Thurstone memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negative dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif, yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi negative adalah afeksi yang tidak menyenangkan.Dengan demikian objek dapat menimbulkan berbagai-bagai macam sikap, dapat menimbulkan berbagai-bagai macam tingkatan afeksi pada seseorang. Thurstone melihat sikap hanya sebagai tingkatan afeksi saja, belum mengkaitkan sikap dengan prilaku.Dengan kata lain dapat diketemukan bahwa Thurstone secara eksplisit melihat sikap hanya mengandung komponen afeksi semata.
Newcomb (1965) memberikan pengertian sikap sebagai:
“From a cognitive point of view, then, an attitude represent an organization of valenced cognitions. From a motivational point of view, an attitude represents a state of readiness for motive arousal.”
Dari batasan tersebut, Newcom, mencoba menghubungkan sikap dengan komponen kognitif dan komponen konatif. Namun komponen afektif justru tidak Nampak, sebagaimana yang dimunculkan oleh Thurstone.
Pada bagian lain Rokeach (1968) memberikan pengertian tentang sikap sebagai berikut: “An attitude is a relatively enduring Organization of beliefs around an object or situation predisposing one to respond in some preferential manner” Dalam pengertian ini pengertian sikap telah terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif, yaitu sikap merupakan predisposing untuk merespon, untuk berprilaku. Ini berarti sikap berkaitan dengan prilaku, sikap merupakan predisposisi untuk berbuat atau berprilaku.
Baron dan Byrne (1984), mengutip pendapat dari Eagly dan Himmelfarb, serta pendapat dari rajecki mengatakan “Specifically, they define attitude as relatively lasting cluster of feelings, beliefs, and behavior tendencies directed toward specific person, ideas, objects, or groups”. Myers(1983) berpendapat bahwa sikap merupakan “A predisposition towards some object;includes one’s beliefs, feelings, and behavior tendencies concerning the object”.
Jalaludin Rakhmat (2000:39), memberikan simpulan tentang sikap sebagai pertama, kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukanlah prilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Jadi, pada kenyataannnya tidak ada istilah sikap yang berdiri sendiri. Sikap haruslah diikuti oleh kata “terhadap”, atau “pada” objek sikap. Kedua, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diingini, apa yang harus dihindari (Sherif dan Sherif, 1956:489, dalam Jalaluddin Rakhmat,2000:40). Ketiga, sikap relatif menetap. Berbagai studi menunjukkan bahwa sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. Ke-empat, sikap mengandung aspek evaluative: artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan, sehingga muncul definisi sederhana “Attitudes are likes and dislikes.” Kelima, sikap timbul dari pengalaman; tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.
Dari batasan tersebut diatas, pengertian sikap telah mengandung komponen kognitif (beliefs), komponen afektif (feelings), dan komponen konatif (behavior tendencies). Gerungan (1966) memberikan pengertian sikap sebagai berikut:
“Pengertian attitude dapat kita terjemahkan dengan kata sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap mana disertai oleh kecenderungan bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tadi. Jadi attitude itu lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan bereaksi terhadap sesuatu hal”.
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa sikap mengandung komponen kognitif, komponen afektif, dan juga komponen konatif, yaitu merupakan kesediaan untuk bertindak atau berprilaku.
Dari bermacam-macam pendapat tersebut dapatlah ditarik suatu pendapat bahwa “sikap itu merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relative ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berprilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya. Menurut penulis Sikap dapat diterjemahkan secara sederhana sebagai sebuah cara berpikir atau berprilaku.
Ambar Teguh Sulistiyani,2008:30, menyatakan bahwa ada satu kesulitan untuk memberikan pembedaan atau pemisahan antara sikap dengan perilaku. Karena seringkali prilaku merupakan bentuk visual dari sikap. Sikap ibaratnya merupakan keputusan batiniah sedangkan perilaku merupakan resonasi dari keputusan tersebut. Sebelumnya Sulistiyani mengatakan bahwa sikap merupakan bagian penting yang dapat mencirikan perbedaan antar individu. Variasi sikap seseorang dalam organisasi dapat diamati melalui respon terhadap suatu hal. Misalnya sikap keterbukaan, sikap disiplin, sikap kepatuhan, sikap kooperatif, merupakan bentuk respon atas suatu ketentuan atau peristiwa atau perintah. Sikap hanya dapat dibaca dari bahasa tubuh, tutur kata, atau prilaku atau perbuatan. Dalam organisasi cenderung potensial untuk terjadinya perbedaan karena sikap yang berbeda. Ada anak buah yang sangat patuh, tetapi ada yang sangat malas. Ada anak buah yang sangat patuh, tetapi ada yang membangkang, ada yang sangat mudah untuk diajak diskusi secara terbuka berpendapat, tetapi ada yang lebih suka bergunjing di belakang, dst. Pada tulisan lainnya ambar Teguh dan Rosidah (2003:61), menyatakan bahwa sikap lebih mengekspresikan bagaimana manusia ditempatkan atau diletakkan pada tempat yang bernilai atau terhormat, dipandang berharga. Dalam kontek contoh komunikasi pemimpin, peranan sikap dapat digambarkan sejauhmana pimpinan memperlakukan bawahan dalam komunikasi baik secara formal maupun secara non formal. Apakah prilaku dalam berkomunikasi menunjukkan adanya keterlibatan emosional, dalam pengertian ada penjiwaan secara baik? Apakah dalam berkomunikasi senantiasa menjaga nilai-nilai egaliter dan equality sebagai sesama manusia?
Kamus besar bahasa Indonesia (2005) juga memberikan jabaran definitive berkenaan dengan batasan sikap sebagai perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan; prilaku atau gerak-gerik.
Dapat dicontohkan penggunaan sikap yang menunjuk pada prilaku misalkan, Lembaga Administrasi Negara (LAN) Tahun 1997 dalam H.Darmakusuma (2002:3), mengatakan bahwa munculnya persepsi negatif dari masyarakat tentang kinerja aparat birokrasi, disebabkan oleh sikap atau perilaku yang kurang baik dari oknum aparat pelaksana. Persepsi demikian tidak saja meninggalkan kesan dan dampak tidak baik bagi masyarakat, namun berdampak langsung pada pelaku-pelaku internal aparatur yang mengkondisikan ketiadaan sosok pemimpin yang secara tidak langsung menjadi “teladan” atau “merek” pembelajaran” kepemimpinan.
Berdasarkan pada deskripsi tentang aspek sikap yang terkesan dualis,maka penulis mengambil posisi dan menyimpulkan untuk menerima pemberlakuan sikap sebagai prilaku seseorang yang termanifestasikan dalam prilaku seseorang yang dapat dibaca, didengar, dirasakan, dilihat,dll. Karenanya dalam menjelaskan sikap pemimpin dalam berkomunikasi maka tidak dapat dihindarkan untuk memaksudkan bahwa sikap memiliki keberartian yang kongruen atau sebagun.

Tidak ada komentar: